Harga Keseimbangan (Ekuilibrium)

Posted by: tyas / Category:

Harga keseimbangan (Ekuilibrium) merupakan suatu keseimbangan antara jumlah barang yang diminta dengan jumlah barang yang ditawarkan pada suatu harga tertentu. Harga keseimbangan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Penjual dan pembeli biasanya akan selalu mengambil tindakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara pemintaan dan penawaran. Situasi dimana jumlah penawaran lebih besar dari permintaan disebut dengan surplus. Sebaliknya, situasi dimana jumlah permintaan lebih besar dari pernawaran disebut dengan kekurangan (shortage).

Setelah pasar sampai ke titik ekuilibrium, penjual dan pembeli sama – sama puas dan harga pun tidak akan berubah lagi. Biasanya situasi surplus maupun kekurangan sifatnya sementara, karena pasar akan selalu bergerak kearah titik keseimbangan. Kondisi seperti inilah yang disebut dengan hukum penawaran dn permintaan (the law of supply and demand).

Kita tahu bahwa permintaan dan penawaran tidak selalu tetap, namun selalu berubah – ubah sesuai dengan perubahan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Apabila terjadi perubahan pada faktor – faktor tersebut, maka permintaan dan penawaran juga ikut berubah dan otomatis akan merubah posisi titik ekuilibrium. Jika terjadi peningkatan jumlah permintaan namun jumlah penawaran tetap, maka harga akan naik, sehingga titik ekuilibrium juga bergeser naik. Sementara jika penawaran naik namun permintaan tetap, maka harga akan turun dan mengakibatkan titik ekuilibrium juga turun.


Read more »

Permintaan dan Penawaran

Posted by: tyas / Category:

Permintaan

Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan periode tertentu. Dari definisi di atas, ada dua kata yang menjadi dasar pengertian permintaan. Pertama, konsumen ingin memiliki benda pemuas kebutuhan, dan yang kedua konsumen memiliki kemampuan untuk memperolehnya. Jika kedua hal tersebut terpenuhi, berarti yang terjadi di sini adalah permintaan efektif, di mana konsumen ingin dan mampu membeli benda pemuas tersebut. Terkadang, seseorang mengalokasikan pendapatan yang diterimanya untuk dikonsumsi dan ditabung. Dengan demikian, ia harus membuat prioritas barang apa yang akan ia beli saat ini, agar uang yang dikonsumsi dan ditabung jumlahnya seimbang. Jika orang tersebut memilih untuk menabungkan uangnya sekarang dan merencanakan pembelian barang yang diinginkannya minggu depan, maka yang terjadi adalah permintaan potensial. Dalam permintaan potensial ini, seseorang memiliki kemampuan untuk membeli, namun ia menunda atau belum melakukan pembelian akan barang yang diinginkannya. Bagaimana jika seseorang ingin memiliki suatu barang tetapi tidak memiliki uang untuk membelinya? Berarti, permintaan orang tersebut merupakan permintaan absurd, di mana permintaan tersebut tidak diiringi dengan kemampuan membayar. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu :

  1. Harga. Apabila jumlah barang yang diminta menurun ketika harga meningkat, dan jumlahnya meningkat ketika harga menurun, maka dapat kita katakan bahwa jumlah barang yang diminta berhubungan negatif dengan harga. Tinggi rendahnya perubahan permintaan juga tergantung dari jenis barang kebutuhan. Barang kebutuhan pokok tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan harga, sementara barang kebutuhan sekunder atau barang mewah sangat peka terhadap adanya perubahan harga.
  2. Pendapatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan. Pendapatan seseorang memang sangat berpengaruh terhadap permintaan barang dipasar. Seseorang yang berpendapatan tinggi tidak begitu berpikir soal tinggi rendahnya harga karena bagi mereka uang bukanlah masalah besar. Sebaliknya, mereka yang berpendapatan renda harus berpikir berulang kali untuk membeli barang meskipun kadang – kadang secara umum harga barang dikatakan murah.
  3. Harga barang lain yang berkaitan. Harga barang lain yang berkaitan mempengaruhi permintaan karena apabila naiknya harga barang yang satu akan berakibat pada naiknya permintaan barang yang lain. Begitupula sebaliknya.
  4. Selera konsumen. Selera adalah salah satu faktor yang sangat kuat dalam mempengaruhi permintaan. Berapapun harga barang diturunkan, jika konsumen tidak memiliki selera untuk menggunakan barang tertentu, maka tidak terjadi permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya walaupun harga barang tinggi, namun selera konsumen juga tinggi, maka tetap terjadi permintaan.
  5. Perkiraan. Perkiraan terhadap situasi masa yang akan datang juga berpengaruh terhadap permintaan. Misalkan jika kita memperkirakan bahwa kita akan mendapatkan banyak uang minggu depan, maka kita tidak akan ragu-ragu untuk membelanjakan uang kita hari ini.

Penawaran

Penawaran dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual. Faktor – faktor yang mempengaruhi penawaran yaitu :

  1. Harga. Kuantitas barang yang ditawarkan akan meningkat bila harga naik, sebaliknya bila harga turun, maka kuantitas barang yang ditawarkan akan turun juga.
  2. Teknik Produksi. Semakin maju alat yang digunakan untuk memproduksi barang, maka semakin cepat juga proses produksinya dan semakin banyak produk yang dapat dihasilkan.
  3. Harga Sumber Produksi.
  4. Perkiraan. Jumlah barang yang ditawarkan produsen pada saat ini juga dapat dipengaruhi oleh perkiraan terhadap masa depan.

Hukum Permintaan dan Penawaran

“Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.”

Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.


Read more »

Sistem Ekonomi

Posted by: tyas / Category:

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak serta mencapai tingkat kesejahteraan ekonomi yang lebih baik, sumber daya yang bersifat langka haruslah dialokasikan atau digunakan secara efisien. Hal yang membutuhkan adanya tindakan pengambilan keputusan (decision making), yang merupakan elemen penting dalam ekonomi atau system perekonomian suatu Negara. Pengambilan keputusan ini berkaitan dengan pengalokasian sumber daya, pelaksanaan produksi, distribusi, dan konsumsi. Setiap masyarakat dan Negara telah melakukan berbagai bentuk pengambilan keputusan yang dituangkan dalam bentuk hukum, system dan lain sebagainya. Karena adanya lingkungan politik, social, dan hukum yang berbeda, maka tidak ada dua Negara yang memiliki system ekonomi yang persis sama. Beberapa system ekonomi yang pernah ataupun masih dipakai oleh Negara – Negara diseluruh dunia :

  1. Sistem Ekonomi Tradisional (Traditional Economy). Sistem ekonomi tradisional terdapat pada masyarakat yang mempunyai cara hidup juga tradisional. Dimana masyarakat tersebut terpencil atau terisolasi yang tidak mempunyai peradaban atau taraf hidup yang tinggi dan belum mengenal teknologi. Dalam sistem ekonomi ini, masyarakat bersangkutan memproduksi sendiri barang – barang yang mereka butuhkan dengan cara sederhana. Mereka tidak mengenal perdagangan, dan semua aktivitas dilakukan menurut adat istiadat dan kebiasaan serta turun temurun.
  2. Sistem Ekonomi Terpusat (Government Planned Economy). Sistem ekonomi terpusat merupakan sistem dimana pemerintah memiliki kendali yang ketat dalam menentukan kepemilikan bisnis, laba, dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan pemerintah. Semua faktor produksi adalah milik pemerintah sehingga hak individu tidak diakui. Komunisme dan Sosialisme adalah bentuk dari ekonomi terencana. Merupakan 2 hal yang berbeda. Komunisme adalah sistem ekonomi dimana tidak terdapat kepemilikan pribadi, barang-barang dimiliki oleh umum dan faktor – faktor produksi serta keputusan produksi dikendalikan oleh Negara. Sedangkan sosialisme adalah sistem ekonomi terencana dengan ciri kepemilikan dan pengoperasian seluruh industri utama oleh pemerintah.
  3. Sistem Ekonomi Pasar (Market System / Price System). Pada sistem ekonomi ini segala sesuatu ditentukan oleh kondisi pasar. Pengaturan dan pengambilan keputusan mengenai produkis, distribusi, dan konsumsi dapat dilakukan oleh semua orang dengan sebebas – bebasnya karena semua berdasarkan mekanisme pasar yaitu hubungan anatara permintaan (demand) dan penawaran (Supply). Harga ditentukan oleh kekuatan dalam pasar. Aktivitas ekonomi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba memberikan motivasi tersendiri bagi tiap individu untuk terus maju. Pemerintah cenderung lepas tangan terhadap pengalokasian sumber daya. Pada intinya perekonomian pasar adalah persaingan bebas atau kapitalisme. Namun demikian sebenarnya pada masa sekarang ini sistem ekonomi pasar yang murni atau benar – benar bebas sudah tidak ada. Di Negara manapun, pemerintah pasti turut campur atau melakukan intervensi dalam aktivitas perekonomian meski dalam derajat yang berbeda-beda.
  4. Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Economy System). Sistem ekonomi campuran yaitu sistem ekonomi yang memadukan antara sistem ekonomi terpusat dengan sistem ekonomi pasar. Pada sistem ekonomi ini, pemerintah dan swasta mempunyai peranan yang berimbang dalam kegiatan ekonomi. Pemerintah melakukan intervensi dengan cara membuat peraturan, kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan sektor swasta dan sebagainya. Sebagai contoh negara yang menggunakan sistem ekonomi campuran adalah perancis.


Read more »

Pokok Permasalahan Ekonomi

Posted by: tyas / Category:

POKOK PERMASALAHAN EKONOMI

Upaya untuk memecahkan masalah ekonomi telah dilakukan sejak dahulu kala. Keterbatasan dalam proses pemenuhan kebutuhan membuat manusia selalu memikirkan bagaimana meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan dengan cara yang seefesien mungkin. Teori demi teori mulai muncul untuk mencoba mengidentifikasi masalah ekonomi yang sebenarnya dihadapi manusia di seluruh muka bumi ini. Secara umum, terdapat dua buah teori umum yang mencoba menjelaskan permasalahan yang ada dalam ekonomi yaitu pokok masalah ekonomi secara klasik dan modern.

  • Pokok Masalah Ekonomi Klasik

Pokok masalah ekonomi klasik merupakan bahasan teori ekonomi klasik. Teori ini berdasarkan pemikiran Adam Smith, David Ricardo, dan John Stuart Mill yang mendominasi pemikiran ekonomi sampai tahun 1870-an. Teori ekonomi klasik melihat pentingnya masalah ekonomi sebagai kesatuan dari proses produksi, distribusi, dan konsumsi untuk kesejahteraan.

Masalah pokok ekonomi klasik adalah masalah ekonomi yang dilihat dari sudut pandang sederhana. Pada dasarnya pemikiran ini bertujuan pada satu hal yaitu kemakmuran. Pemecahan masalah ini adalah dengan melakukan apapun yang dianggap perlu agar kemakmuran tersebut dapat dicapai. Dimana kemakmuran adalah situasi dimana semua barang dan jasa yang dibutuhkan manusia telah tersedia. Permasalahan ekonomi klasik dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu :

  1. Masalah Produksi : permasalahan bagaimana memproduksi semua benda (barang & jasa) yang dibutuhkan oleh orang banyak. Dasar pemikirannya adalah melakukan produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara umum.
  2. Masalah Distribusi : permasalahan bagaimana supaya benda – benda tersebut bisa sampai ke tangan konsumen yang membutuhkan. System distribusi klasik adalah melalui transaksi langsung antara produsen dan konsumen, atau melalui transaksi yang dilakukan dipasar. Pasar yang dimaksud disini adalah pasar nyata yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli.
  3. Masalah konsumsi : menyangkut permasalahan apakah benda pemuas kebutuhan yang diproduksi memang benda yang dapat dimiliki oleh konsumen. Barang yang diproduksi haruslah merupakan barang yang tepat yaitu barang yang dibutuhkan, diinginkan, dan mampu dibeli oleh konsumen.
  • Pokok Masalah Ekonomi Modern

Pokok masalah ekonomi modern terangkum dalam 2 kata kunci yaitu kelangkaan dan pilihan. Yang pertama menjadi penyebab yang kedua sehingga muncul empat pertanyaan mendasar tentang what, how, who, for whom. Keempat masalah fundamental perekonomian yang dihadapi setiap masyarakat di era modern :

  1. Apa (What) : barang dan jasa apa saja yang akan diproduksi dan dalam jumlah berapa, harus ditentukan. Diantara sekian banyak barang dan jasa, manakah yang harus dipilih untuk diproduksi? Keputusan produksi tidak lagi hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan, namum juga untuk menghasilkan keuntungan maksimum.
  2. Bagaimana (How) : dengan cara bagaimana proses produksi akan dilakukan? Maksudnya adalah siapa yang akan melaksanakan, menggunakan sumber daya apa saja, dengan teknologi apa barang-barang tersebut dihasilkan, seberapa besar skala produksinya? Ini merupakan permasalahan yang penting dalam perekonomian modern, karena dalam jaman modern terdapat banyak sekali kemungkinan cara dan proses produksi barang.
  3. Siapa Pelaku Produksi (Who) : di zaman modern, banyak pihak yang bisa melakukan produksi. Pihak itu bisa pemerintah, swasta, atau koperasi. Inilah salah satu ciri modernisasi yaitu spesialisasi.
  4. Untuk siapa (for whom) : untuk siapakah barang dan jasa yang dihasilkan itu? Siapa yang harus menikmati dan memperoleh manfaat dari barang dan jasa tersebut?


Read more »

Definisi dan Metodologi Ekonomi

Posted by: tyas / Category:

Definisi Ekonomi

Manusia dan ekonomi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Cobalah perhatikan lingkungan sekitar kita. Setiap pagi banyak orang yang melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya. Ketika kita membaca Koran dan melihat berita di televisi, kita akan menemukan banyaknya masalah ekonomi yang sedang dihadapi suatu Negara. Sebagai contoh, penurunan tingkat suku bunga, perdagangan bebas, inflasi dan sebagainya. Tentu saja tidak semua masalah yang dihadapi di dunia ini adalah masalah ekonomi. Tetapi, masalah non-ekonomi tersebut juga memiliki dimensi ekonomi. Jadi sebenarnya apakah pengertian dari ekonomi dan apakah penyebab munculnya ekonomi?

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Atau dapat dikatakan bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Setiap manusia membutuhkan makanan, minuman, pakaian, hiburan, dan lain sebagainya. Semua kebutuhan ini digunakan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Namun, tidak semua kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Hal ini terjadi karena sifat manusia yang tidak akan pernah puas akan segala sesuatu yang dimilikinya, dan sumber daya yang ada tidak akan cukup untuk memenuhi semua kebutuhan manusia tersebut. Keterbatasan sumber daya inilah yang kemudian kita kenal sebagai kelangkaan, dan menuntut manusia untuk mengatasi masalah tersebut agar segala kebutuhannya dapat tetap terpenuhi. Cara – cara manusia dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan itulah yang akhirnya memunculkan sebuah ilmu baru yang bernama ilmu ekonomi.

Metodologi Ekonomi

Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.

Dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ekonomi#Metodologi


Read more »